🦨 Mengapa Kependudukan Di Indonesia Menjadi Masalah Sosial Yang Perlu Diwaspadai

PermasalahanKependudukan di Indonesia. Ilustrasi. (FREEPIK) Penduduk di suatu negara dapat diartikan menjadi dua, yakni orang yang tinggal di daerah tersebut dan orang yang secara hukum berhak tinggal pada daerah tersebut. Menurut Undang Undang Dasar 1945 Pasal 26 ayat 2, penduduk merupakan warga negara Indonesia dan orang asing ManfaatJembatan dari Segi Geografi dan Kependudukan. Jembatan merupakan kontruksi bangunan yang dapat mempermudah akses perjalanan yang sebelumya hanya bisa ditempuh lewat laut ataupun udara. Dengan dibangunnya jembatan tentunya dua tempat yang sebelumnya terpisah dapat dihubungkan melalui jalur darat. Rabu 25 November 2015. makalah masalah kependudukan TUGAS GEOGRAFI Indonesiamemiliki karakteristik yang perlu dipertimbangkan dalam segenap segi kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Karakteristik itu bisa dalam bentuk : 1. Jumlah penduduk yang besar dengan ketrampilan yang rendah. Indonesia yang jumlah penduduknya 203.456.000 jiwa dapat menjadi petensi yang besar dalam pengadaan tenaga yang besar. PendidikanAnak Usia Dini. [ KBIT Insan Mulia Wonosobo ] Salah satu masalah sosial yang dihadapi Indonesia adalah rendahnya status gizi masyarakat. Hal ini mudah dili Pendidikan Anak TK. [ TKIT Insan Mulia Wonosobo ] Kemarin ada seorang teman di kantor tergesa-gesa pulang. Kedua Indonesia di masa depan akan mengalami kemajuan yang luar biasa sehingga bisa menjadi negara maju yang hebat. Ketiga, Indonesia di masa depan akan menjadi negara yang luluh lantak, bahkan mungkin tertercabik-cabik atau terpecah berkeping-keping, sebab, kompleksitas permasalahan bangsa di tengah kompetisi global dan tantangan yang Salahsatu perkembangan teknologi yang sering digunakan adalah media sosial sepert Facebook,Twitter dsb. Dengan media sosial tersebut seseorang dapat dengan mudah mencari pertemanan dan pergaulan tanpa adanya media sosial tersebut seseorang menggunakannya dengan ada hal yang baik dan tidaknya oleh karena kami mengambil judul makalah kami tentang " CYBER CRIME PADA SOSIAL Sebelummengetahui urutan struktur teks eksplanasi yang tepat, anda perlu mengenal terlebih dahulu ciri-ciri teks eksplanasi. Dikutip dari buku berjudul CCM Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA dan MA Rangkuman Bahasa Indonesia SMA MA SBMPTN (2019:97) karya Tomi Rianto, terdapat ciri-ciri teks eksplanasi adalah sebagai berikut:. 1. MenurutKamus Besar Bahasa Indonesia, kemiskinan adalah keadaan miskin, di mana miskin merupakan keadaan seseorang yang tidak berharta, serba kekurangan, atau berpenghasilan sangat rendah. Pemberantasan kemiskinan harus mempertimbangkan berbagai macam faktor. N3whbqo. Sebagai manusia yang hidup di tengah masyarakat, tentunya kita sering mendengar atau mendapat atau malah melontarkan pertanyaan basa basi seperti “kamu tinggal dimana?” yang nantinya akan dijawab “saya tinggal di …”. ketika seseorang menyebutkan suatu daerah atau suatu negara, dalam lingkup lebih besarnya, sebagai tempat tinggalnya, maka otomatis ia merupakan penduduk dari daerah atau negara penduduk sendiri memiliki arti yaitu seseorang atau sekelompok orang yang menempati atau mendiami suatu wilayah baik berupa kampung, negeri, pulau atau yang lainnya. Definisi penduduk yang seperti ini terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. di sisi lain, Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 memberikan definisinya sendiri terkait kata penduduk. Dalam pasal 26 ayat 2 UUD, disebutkan bahwa penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Setidaknya terdapat perbedaan penduduk dan bukan penduduk. Warga Negara Asing WNA sendiri termasuk ke dalam kategori penduduk Indonesia. Pengertian warga negara asing yang dimaksud yaitu ia WNA yang sedang berdomisili di sensus penduduk terakhir pada tahun 2012, Badan Pusat Statistik BPS memperoleh data bahwa jumlah penduduk Indonesia setidaknya telah mencapai angka juta. Jumlah tersebut sangat besar bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dunia saat ini yang telah mencapai angka tujuh miliar. Hal tersebut menjadikan Indonesia berada di posisi keempat terbesar dalam urutan jumlah penduduk dunia. Maka dari itu, Indonesia banyak dijadikan sasaran pasar bagi bermacam produk perdagangan mengingat besarnya potensi konsumen di dalam dunia ilmu pengetahuan, terdapat suatu cabang ilmu tersendiri yang mempelajari segala sesuatu mengenai kependudukan, yaitu Demografi. Beberapa hal yang menjadi inti dari demografi sendiri yaitu mempelajari faktor-faktor kependudukan yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk dan akibat dari faktor kependudukan tersebut terhadap pertumbuhan penduduk. Mengetahui kedua hal tersebut penting bagi suatu negara untuk merumuskan kebijakan publik yang berkeadilan bagi semua Kependudukan yang Mempengaruhi Pertumbuhan PendudukBesarnya jumlah penduduk Indonesia saat ini tidak terlepas dari pengaruh berbagai faktor-faktor kependudukan. Faktor-faktor kependudukan adalah hal-hal yang tercakup di dalam ilmu kependudukan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan jumlah penduduk suatu negara. mengetahui faktor-faktor kependudukan dapat membantu kita dalam memahami apa penyebab negara kita menjadi sebesar ini, dalam hal penduduknya. Di bawah ini merupakan uraian lebih lanjut mengenai faktor-faktor kependudukan1. Fertilitas atau Angka KelahiranMenurut KBBI yang dimaksud dengan fertilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan keturunan, sedangkan menurut sudut pandang ilmu demografi, yang dimaksud dengan fertilitas yaitu kemampuan seorang perempuan secara nyata untuk melahirkan yang diwujudkan dengan jumlah bayi riil yang dilahirkan ke dunia. Oleh karena itu, fertilitas di dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan angka kelahiran. Angka kelahiran juga dapat disebut dengan istilah natalitas. Tinggi dan rendahnya angka kelahiran tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu seperti berikut iniStruktur usia ibuJumlah pernikahanJumlah kelahiranProgram Keluarga Berencana penggunaan alat kontrasepsiTingkat pendidikan orang tuaStatus pekerjaan orang tuaKemajuan pembangunan nasional2. Mortalitas atau Angka KematianDi dalam KBBI, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan mortalitas ialah angka rata-rata kematian penduduk di suatu daerah atau wilayah. Angka kematian tentunya tidak terlepas naik turunnya oleh berbagai faktor. Faktor tersebut dapat berupa penyakit, tingkat kesejahteraan, angka harapan hidup, tingkat pendidikan, dan faktor lainnya. Angka kematian ini dapat dinyatakan dalam berbagai format. Di bawah ini merupakan format angka kematianAngka Kematian Kasar, yaitu angka yang memberi tahu kita sebesar apa kematian setiap 1000 penduduk dalam satu Kematian Khusus, angka ini menunjukkan berapa kematian tiap 1000 penduduk pada golongann umur tertentu dalam waktu satu Kematian Bayi, yaitu angka yang menunjukkan besarnya kematian bayi di tiap 1000 kelahiran bayi hidup dalam waktu satu Transisi DemografiSuatu keadaan dimana terjadi perubahan drastis pada angka mortalitas dan/atau angka natalitas akan menjadikan kondisi yang bernama transisi demografi. Keadaan ini akan sangat mempengaruhi kondisi pertumbuhan penduduk di suatu Migrasi atau Perpindahan PendudukYang dimaksud dengan migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat negara dan lain sebagainya, ke tempat negara dan lain sebagainya untuk menetap. Tanda dari seseorang dikatakan telah bermigrasi adalah ketika seseorang tersebut telah melewati batas administrasi secara ketatanegaraan wilayah lain atau secara lebih khusus yaitu wilayah negara lain. Terdapat lima jenis migrasi yang umum kita ketahui, seperti yang tertera di bawah iniImigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri kemudian menetap di dalam negeriEmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar negeriRe-emigrasi, yaitu penduduk yang telah melakukan emigrasi kemudian kembali menetap di negeri asalnyaUrbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kotaTransmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain untuk tujuan pemerataan jumlah pendudukAkibat dari Adanya Faktor Kependudukan Terhadap Pertumbuhan PendudukKeempat faktor kependudukan yang telah disebutkan di atas tentunya akan memiliki pengaruh tersendiri di dalam jalannya roda kehidupan dari suatu negeri. Ketika terjadi perubahan di dalam salah satu faktor kependudukan, maka pemerintah suatu negara harus putar otak lagi untuk dapat memenuhi segala kebutuhan negara tersebut. Di bawah ini merupakan uraian mengenai akibat dari faktor kependudukan terhadap pertumbuhan penduduk1. Pertambahan Jumlah PendudukJumlah penduduk suatu negara dapat meningkat dengan adanya kelahiran atau netralitas dan juga dengan adanya imigrasi dari warga negara asing. Pertambahan jumlah penduduk yang drastis dan tanpa diiringi dengan angka mortalitas yang seimbang akan membuat jumlah penduduk meledak dan terjadi kesenjangan antara jumlah kebutuhan hidup penduduk dengan jumlah pemuas kebutuhan hidup. Tentunya keadaan seperti ini dapat menjadi salah satu faktor penyebab konflik sosial di tengah masyarakat. Konflik sosial di tengah masyarakat yang dimaksud yaitu tingkat pengangguran yang tinggi, tingkat kriminalitas yang meningkat, dan bukan tidak mungkin terjadi banyak kasus aborsi atau pengguguran janin karena orang tua yang merasa tidak mampu memenuhi kebutuhan calon dari itu, dengan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar, pemerintah Indonesia menggalakkan suatu program bernama program KB Keluarga Berencana. Program KB adalah suatu program yang dilakukan dengan membatasi jumlah anak dari suatu keluarga hanya dua anak. Dengan adanya program ini, diharapkan negara ini dapat membatasi jumlah anak dari suatu negara secara massal sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. dengan laju pertumbuhan penduduk yang terkendali, maka faktor penyebab terjadinya disintegrasi nasional pun dapat terhindarkan. Kepadatan penduduk juga merupakan salah satu masalah yang dapat disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk. Maka dari itu, pemerintah melakukan program transmigrasi untuk meratakan jumlah penduduk Indonesia di tiap wilayah. Hal ini juga dilakukan agar suatu daerah dapat mengalami kemajuan yang lebih Penurunan Jumlah PendudukSelain pertambahan jumlah penduduk, penurunan jumlah penduduk juga merupakan akibat dari faktor kependudukan terhadap pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk suatu negara dapat menurun apabila terjadi kematian penduduk dan juga adanya emigrasi dari warga negara Indonesia ke luar negeri. Apabila terjadi, misalnya yaitu wabah penyakit yang mematikan banyak penduduk Indonesia, atau banyak warga Indonesia yang melakukan emigrasi karena suatu sebab, maka akan terjadi penurunan jumlah penduduk yang drastis bagi Indonesia. Penurunan jumlah penduduk yang drastis tentunya bukan suatu hal yang diinginkan oleh bangsa Indonesia. Ketika terjadi penurunan penduduk yang drastis, maka usia angkatan kerja yang harusnya masih bisa produktif akan menurun dan mengakibatkan Indonesia kekurangan tenaga kerja untuk membangun negara. hal ini tentu akan menyulitkan tercapainya tujuan pembangunan itu, ketika jumlah penduduk Indonesia menurun drastis, maka anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa juga akan menurun dan mengakibatkan Indonesia kekurangan kader-kader pembangun negara di masa depan. Maka dari itu, selain ada program KB yang digunakan untuk mengendalikan laju kelahiran di Indonesia, pemerintah juga terus melakukan upaya di berbagai bidang untuk memastikan kesejahteraan rakyatnya. Salah satu indikator dari sejahteranya suatu negara yaitu tingginya angka harapan hidup rata-rata di negara tersebut. Angka harapan hidup yaitu suatu angka rataan usia kematian penduduk Indonesia. Angka harapan hidup menunjukkan baiknya kualitas hidup di suatu negara. Angka harapan hidup yang rendah menunjukkan bahwa suatu negara kurang mampu untuk menjamin kesehatan lingkungan sekaligus kesejahteraan hidup dari rakyat yang menghuni panjang yang telah dibahas sebelumnya merupakan artikel mengenai akibat dari faktor kependudukan terhadap berbagai aspek di negeri ini. Semoga dengan membaca artikel ini pembaca dapat lebih peka dan memahami apa saja yang merupakan akibat dari adanya faktor kependudukan. Dengan memahami hal tersebut, selain memperluas khazanah pengetahuan kita terkait kependudukan, kita juga dapat memikirkan langkah apa yang dapat kita bantu lakukan untuk mengurangi pengaruh buruk dari faktor kependudukan. Sampai jumpa pada kesempatan yang lain, semoga sukses selalu menyertai para pembaca. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Negara Indonesia dikategorikan sebagai negara berkembang oleh The World Bank. Hal tersebut dikarenakan Indonesia memiliki berbagai masalah yang lebih banyak ketimbang negara-negara maju, salah satunya adalah masalah kependudukan. Di dalamnya terdapat enam masalah kompleks antara lainlaju pertumbuhan dan jumlah penduduk relatif tinggi; persebaran penduduk tidak merata; tingginya angka beban tanggungan; kualitas penduduk relatif rendah, sehingga mengakibatkan tingkat produktivitas penduduk rendah; angka kemiskinan dan pengangguran relatif tinggi; serta rendahnya pendapatan kependudukan yang akan kita bahas adalah mengenai laju pertumbuhan penduduk serta jumlah penduduk. Di Indonesia, pertambahan jumlah penduduk selama 25 dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat. Menurut hasil proyeksi yang dilakukan oleh Data Statistik Indonesia kerja sama antara Badan Pusat Statistik BPS, The Australian National University ANU, dan Lembaga Demografi Universitas Indonesia LDUI, yang didukung oleh Australian Overseas Aid Program AusAID menyatakan bahwa, pada tahun 2025 jumlah penduduk meningkat menjadi 273,2 juta jiwa yang sebelumnya pada tahun 2000 berjumlah 205,1 juta data angka di atas dapat kita lihat bahwa pertambahan jumlah penduduk tidak bisa kita kelola dan direncanakan dengan baik. Data lain juga menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 berjumlah juta jiwa lebih banyak dari perkiraan para ahli. Selain itu, tingkat angka kelahiran tidak ada tanda-tanda penurunan yang persoalan peningkatan jumlah penduduk ini Pemerintah Indonesia sejak tahun 1970-an membuat program Keluarga Berencana KB yang bertujuan untuk membuat keluarga yang harmonis dengan membatasi jumlah anak. Dengan adanya pembatasan jumlah anak ini, pemerintah berharap kedepannya jumlah penduduk di Indonesia dapat berkurang. Namun harapan itu sulit tercapai. Pasalnya jumlah penduduk sebelum tahun 1970 sudah terlampau banyak. Dengan adanya pembatasan yang diberlakukan beberapa tahun sebelumnya, hal itu sama saja dengan menstabilkan jumlah penduduk, bukan mengurangi. Ditambah lagi, jumlah kematian per tahunnya juga mengalami waktu diberlakukannya program KB sendiri dinilai terlambat mengingat jumlah penduduk yang sudah ada, seperti pernyataan di paragraf sebelumnya. Namun, program tersebut juga dinilai berhasil dalam mengurangi jumlah penduduk. Dengan dibatasinya jumlah anak yang diawali pada tahun 1980, maka jumlah penduduk beberapa dekade kedepan juga ikut menurun, meskipun persentase penurunan tidaklah lebih dari angka satu jumlah penduduk tersebut merupakan kesalahan masyarakat Indonesia sendiri. Pepatah Jawa mengatakatan, “banyak anak, banyak rejeki”. Hal itulah yang menyebabkan masyarakat Indonesia meningkatkan jumlah kelahirannya. Selain itu, penyebab lain adalah mengenai pengertian masyarakat terhadap keluarga harmonis yang minim dipahami. Bisa dilihat masyarakat di pedesaan memiliki jumlah anak lebih dari tiga jumlah maksimum keluarga harmonis, sedangkan masyarakat di perkotaan memiliki anak berjumlah dua, bahkan hanya satu. Jika memang program KB merupakan jalan keluar dalam pembatasan kelahiran, maka seharusnya pemerintah harus serius dalam hal pelaksanaan. Banyak penyelewengan-penyelewengan terjadi hampir di setiap daerah. Sebut saja di Kabupaten Lamongan yang melaporkan bahwa jumlah pil KB yang dimiliki selalu kurang. Setelah diselidiki, ternyata pil-pil tersebut digunakan oleh petani-petani tambak sebagai pakan ikan lele. Selain itu, ketidakjelasan program KB di desa membuat masyarakat desa enggan untuk melakukan program penduduk yang tinggi juga memiliki problem yang lain, yakni masalah kehidupan yang layak. Dengan jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan luas daerah layak huni menyebabkan syarat memiliki rumah yang ideal sulit tercapai. Ukuran luas rumah yang ideal adalah minimal berukuran luas lantai 36 meter persegi UU Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Pasal 22 Ayat 3. Sedangkan kenyataannya saat ini, ada satu keluarga yang hanya memiliki luas rumah 3 meter x 5 meter. Bahkan letak rumah satu dengan yang lain saling berhimpitan yang membuat sirkulasi udara menjadi tidak teratur. Sanitasi tiap rumahpun bisa dikatakan tidak layak. Rumah yang saling berhimpitan satu sama lain disebabkan karena masyarakat yang tinggal di area tersebut merupakan masyarakat pendatang yang ingin bekerja di daerah yang mereka tempati sekarang. Dengan kata lain, urbanisasi. Tingkat kejadian urbanisasi di Pulau Jawa lebih tinggi ketimbang di pulau-pulau lain di Indonesia. Bahkan ada daerah yang sangat minim tetangga. Jika persebaran masyarakat tidak diawasi dan dikendalikan, maka pulau lain atau daerah lain, akan kekurangan manusia untuk tinggal di sana. Roda kegiatan ekonimi di daerah-daerah yang sepi juga akan mempengaruhi stabilitas ekonomi negara. Bisa-bisa harga suatu barang di Pulau Jawa lebih murah ketimbang di Pulau Kalimantan. Ketimpangan keseimbangan harga bisa kita lihat saat ini. Kita ambil contoh berupa harga Koran. Harga Koran di Pulau Jawa lebih murah Rp 500,00 sampai Rp ketimbang di luar Pulau Jawa. Padahal bila produsen koran bisa membuat pabrik percetakan di luar Pulau Jawa, harga yang diberikan juga tidak akan terlampau jauh dari Pulau Jawa. Namun bila hanya percetakan saja yang dikembangkan sedangkan sektor basis tidak, maka sama saja produsen koran membuang uang. Setidaknya pemerintah bisa mengatasi, bahkan menyelesaikan masalah keseimbanganpengelolaan dan pengolahan sumber daya yang ada di seluruh sisi penduduk yang juga tidak selalu memberikan dampak negatif. Jumlah penduduk yang banyak bisa dikatakan sebagai sumber tenaga kerja juga ikut banyak. Inilah yang membuat investor-investor dari negara lain banyak menanamkan modal dan membuat industri di Indonesia karena ketersediaan tenaga kerja yang melimpah dengan harga yang dibilang cukup murah ketimbang mendirikan industri di negara-negara yang jauh lebih maju dari Indonesia. Dengan semakin banyaknya industri di Indonesia maka peluang mendapatkan kerja juga semakin tinggi, sehingga tingkat pengangguran bisa menurun. Efek buruk dari banyaknya industri juga lumayan banyak. Persaingan antar perusahaan semakin lama semakin tidak sehat. Promosi hasil produksi berbeda dengan produksi aslinya. Hal inilah yang membuat perusahaan tersebut semakin kaya, namun kesehatan masyarakat tidak diperhatikan. Mereka lebih memilih keuntungan ketimbang kualitas. Selain itu, kesewenang-wenangan pihak manajemen terhadap pekerja juga tidak kalah hebohnya. Mereka tidak mau meningkatkan upah pekerja karena bisa menurunkan laba perusahaan, padahal harga produk mereka sudah mereka naikkan. Kesejahteraan pekerja juga ada yang diabaikan karena jumlah pekerja yang cukup banyak. Memang tidak selamanya perusahaan asing memberikan kenyamanan dalam memberikan sesuatu kepada pekerjanya. Mereka hanya memandang tenaga kerja Indonesia sebagai mesin pekerja yang murah yang bisa digantikan kapanpun tanpa harus kehilangan modal, alias PHK. Untuk mencegah PHK secara besar-besar yang mungkin akan terjadi saat ini mengingat nilai tukar rupiah yang semakin naik, sebaiknya pemerintah memberikan kepastian hokum mengenai pengangkatan pekerja oleh sebuah perusahaan. Pemerintah harus lebih tegas kepada pemilik-pemilik modal dalam mengambil tindakan yang menguntungkan masyarakat ke persoalan awal, setidaknya pemerintah memilih jalan keluar lain dalam pengendalian peningkatan jumlah penduduk. Seandainya saja program KB sudah tidak sesuai lagi untuk diterapkan di masa yang akan datang, pemerintah sudah memiliki program pengganti atau back-up plan yang lebih fleksibel dan mudah diterapkan di setiap daerah. Lebih baik pemerintah berpikir kembali mengenai perkembangan program KB tersebut. Penentuan program pengganti juga harus dipikirkan sekarang mengingat perkembangan dunia tidak bisa kita proyeksikan. Seperti pepatah “sedia payung sebelum hujan”, lebih baik kita menyiapkan rencana-rencana baru sebagai pengganti program lama, meskipun nantinya kita tidak menggunakan rencana tersebut, daripada kita merasakan masalahnya terlebih dahulu, baru kita membuat rencana pemecahan masalah. Selain pemerintah, sebaiknya juga masyarakat Indonesia melaksanakan peranturan dan program yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa masyarakat Indonesia selalu melakukan kegiatannya tanpa melihat keadaan sekitarnya. Sebagai contoh simpelnya adalah ketika berada di jalan raya. Jika kita melaksanakan aturan dan program pemerintah dengan baik, maka kondisi kita kedepannya akan berubah menjadi semakin baik. Semoga kedepannya pemerintah dapat memperbaiki sistem perencanaan kependudukan menjadi lebih baik dan masyarakat Indonesia dapat melaksanakannya tanpa berat hati.*bila ada kata-kata yang menyinggung pihak lain, Saya selaku penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya* Lihat Sosbud Selengkapnya Jakarta - Detikers, tahu enggak sih, salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar. Seperti diketahui, berdasarkan data Worldometers 2021, Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dari Agustina Bidarti dalam bukunya Teori Kependudukan, masalah kependudukan bisa disebut juga sebagai masalah sosial karena terjadinya di lingkungan sosial atau masyarakat. Masalah kependudukan dapat terjadi karena adanya ketimpangan antara pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas sumber daya penduduk yang besar ternyata hanya salah satu dari masalah kependudukan di Indonesia. Nah, berdasarkan modul pembelajaran Geografi yang disusun oleh Cipta Suhud Wiguna, dan SMAN Situraja, masalah kependudukan di Indonesia bisa dikelompokkan berdasarkan kuantitatif dan kualitatif, Kependudukan yang Bersifat Kuantitatif1. Jumlah Penduduk BesarPenduduk suatu negara menjadi faktor terpenting dalam melaksanakan pembangunan. Dengan memiliki jumlah penduduk lebih dari 273 juta jiwa, Indonesia mengalami berbagai permasalahan sebagai Pemerintah mengalami kesulitan dalam menjamin terpenuhinya kebutuhan hidup Terbatasnya kesediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan, serta fasilitas sosial Pertumbuhan Penduduk CepatJika pertumbuhan penduduk yang cepat tidak diimbangi dengan daya dukung lingkungan yang seimbang, berbagai permasalahan akan muncul, baik masalah lingkungan hidup, ekonomi, dan Persebaran Penduduk Tidak MerataMasalah kependudukan di Indonesia adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Akibat dari tidak meratanya penduduk, luas lahan pertanian di pulau jawa semakin sempit karena dijadikan lahan permukiman dan industri. Sebaliknya, banyak lahan di luar pulau Jawa belum dimanfaatkan secara maksimal karena kurangnya sumber daya Kependudukan yang Bersifat Kualitatif1. Tingkat KesehatanTingkat kesehatan di Indonesia masih belum merata dan tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena kualitas kesehatan penduduk tidak terlepas dari pendapatan penduduk di suatu daerah. Semakin tinggi pendapatan penduduk, maka kemampuan untuk membeli pelayanan kesehatan juga semakin Tingkat PendidikanTingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Namun, sayangnya masih banyak penduduk Indonesia yang kesulitan mendapat akses beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat Pendidikan di Indonesia, yaitu1. Pendapatan perkapita penduduk yang Ketidakseimbangan jumlah murid dengan sarana Pendidikan yang Rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya Tingkat PendapatanBerdasarkan catatan Badan Pusat Statistik BPS, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan pada 2020 mengalami peningkatan. Selain itu, pendapatan perkapita yang masih rendah menyebabkan masyarakat tidak mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya sehingga sulit mencapai Mengatasi Masalah KependudukanUntuk mengurangi masalah kependudukan yang terjadi di Indonesia, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan, nih Pengurangan pertumbuhan penduduk. Salah satu cara yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah memberlakukan program Keluarga Berencana KB.2. Meningkatkan pemerataan Menciptakan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang Melakukan program Melaksanakan program perbaikan gizi, salah satunya melalui Melengkapi sarana dan prasarana Kesehatan. Salah satu caranya adalah dengan membangun puskesmas dan rumah Penyediaan air Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai perguruan Menambah jumlah tenaga kependidikan di semua jenjang Melaksanakan program wajib belajar Pendidikan dasar 9 Pemberian Menyediakan kelengkapan fasilitas Pendidikan, seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat keterampilan Menciptakan kurikulum Pendidikan yang Meningkatkan kualitas tenaga Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan suber daya Meningkatkan kemampuan bidang Mengoptimalkan peranan BUMN dalam kegiatan itu dia penjabaran mengenai masalah kependudukan di Indonesia beserta dengan upaya untuk mengatasinya. Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] pal/pal

mengapa kependudukan di indonesia menjadi masalah sosial yang perlu diwaspadai